Oleh: SUHENDI - Kepala MA Uswatun Hasanah Padalarang, Kab. Bandung Barat | |
SEBENARNYA setiap orang bisa menjadi guru. Dan setiap guru mampu menginspirasi. Guru yang menginspirasi, membekas pada benak dan jiwa sepanjang hidup para peserta didiknya. Guru yang mampu menginspirasi inilah yang saat ini dibutuhkan negeri ini. Guru semacam ini mampu mengantarkan siswa pada kesuksesan dan kemajuan bangsa. Namun sangat disayangkan, guru yang bisa memberi inspirasi seperti itu jumlahnya sedikit. Guru yang banyak saat ini, guru yang hanya sekadar memberikan pengetahuan dan wawasan belaka. Guru yang berperan sebagai seorang pengajar dan tak dapat berperan sekaligus sebagai pendidik. Untuk mencapai kemajuan dan kesuksesan siswa, tentu saja dibutuhkan guru yang tak sekadar mengajar sesuai kurikulum, melainkan bisa menginspirasi sehingga mampu mengubah jalan hidup anak didiknya menjadi lebih baik. Guru inspiratif adalah guru yang mampu menularkan pengetahuan dan sekaligus menggerakkan perubahan serta memengaruhi siswa. Jadi, guru inspiratif bukanlah sekadar guru kurikulum, tapi mampu mengembangkan potensi dan kemampuan siswa, berpikir kreatif dan mampu melahirkan siswa yang tangguh dalam menghadapi aneka tantangan dan perubahan. Standar kesuksesan mengajar seorang guru inspiratif tak hanya diukur secara kuantitatif dari angka-angka yang diperoleh dalam evaluasi. Tapi bagaimana guru itu memberi sumbangsih yang berarti bagi siswa dalam menjalani kehidupan selanjutnya setelah selesai masa studi. Menjadi guru inspiratif memang tak mudah. Diperlukan kerja keras supaya spirit inspiratif itu tetap ada. Namun, setidaknya spirit inspiratif bisa dibangun dengan tiga elemen; tekad (bertekad untuk selalu menginspirasi siswa), cinta (memiliki kecintaan dalam mendidik), dan memiliki tujuan jauh ke depan. Dengan peran guru inspiratif yang memiliki tekad, cinta, dan tujuan itu, potensi dan minat peserta didik untuk menguasai pelajaran akan muncul. Selain itu, akan melahirkan peserta didik yang memiliki sikap dan semangat tinggi untuk sukses dalam hidup. Guru inspiratif mempunyai karakter; semangat terus belajar, kompeten, ikhlas dalam mengajar, mendasarkan niat mengajar pada landasan spiritualitas, total, kreatif, dan selalu berusaha mendorong siswa untuk maju. Akhirnya, berapa pun dia dibayar dia akan tetap profesional dalam mengajar. Guru inspiratif mampu membangun iklim pembelajaran dengan kreatif. Model dan media pembelajaran dibuatnya menarik perhatian. Peserta didik pun akan selalu merindukan guru semacam itu untuk terus hadir di kelas. Pembelajaran pun terasa begitu sebentar bagi peserta didik. Usai pelajaran, peserta didik pun mendapatkan pencerahan, termotivasi untuk melakukan perubahan dan pelajaran tertanam dalam. Lebih dari itu, siswa mengalami revolusi diri; cinta pada Tuhan, berubah lebih baik, mengenal bakat terpendam dan kreatif. Guru inspiratif adalah guru yang mampu menggerakkan roda peradaban bangsa. Guru inspiratif akan membawa bangsa ke arah kemajuan. Ibu Muslimah dalam novel Laskar Pelangi merupakan salah satu guru inspiratif. Semoga saja akan lahir banyak guru inspiratif di negeri ini yang mampu membangun bangsa ini lewat jalur pendidikan. (sumber: www.klik-galamedia.com) |
Oleh: Hary | |
Ada artikel yang menarik yang ditulis oleh pakar manajemen Rhenald Kasali pada harian Kompas terbitan tanggal 29 Agustus 2007 dengan judul GURU KURIKULUM DAN GURU INSPIRATIF. Kutipanya yaitu : “Ada dua jenis guru yang kita kenal yaitu guru kurikulum dan guru Inspiratif. Guru kurikulum sangat patuh pada kurikulum dan merasa berdosa bila tidak bisa mentransper semua isi buku yang ditugaskan. Ia mengajarkan sesuatu yang standar (habitual thinking) dan jumlahnya sekitar 99%. Sedangkan guru inspiratif jumlanya kurang dari 1%. Ia bukan guru yang mengejar kurikulum tetapi mengajak murid-muridnya berfikir kreatif (maximum thinking). Ia mengajak murid-muridnya melihat sesuatu dari luar (thinking out of box) mengubahnya di dalam lalu membawa kembali keluar, ke masyarakat luas. Guru kurikulum melahirkan manajer-manajer handal, guru inspiratif melahirkan pemimpin-pembaru yang berani menghancurkan aneka kebiasaan lama.”
2. Melalui Pendekatan Kecerdasan Spiritual
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar